Berita Terbaru :

Senin, 21 Mei 2012

Harta VS Kasih Sayang

Sebelum mulai cerita kenalkan namaku Andre Dwi Herdhiyanto awalnya aku tinggal bersama keluarga yang bahagia bersama ayah dan ibuku . ayahku seorang direktur perusahaan yang sangat terkenal . Namanya Drs. Heru Budiono dan ibuku seorang Wakil direktur terkenal namanya Emmy Wijayanti SH . Teman-temanku menganggap aku sebagai orang yang beruntung karena terlahir sebagai anak orang kaya yang setiap ingin sesuatu hanya tinggal meminta. Tapi pada aslinya tidak sebaik yang mereka pikirkan,setiap hari jika berangkat sekolah dan pulang sekolah selalu diantar jemput oleh supir sedangkan teman-temanku,diantar oleh ayahnya meskipun hanya menggunakan motor sekalipun mereka tampak bahagia. Aku sudah berulang kali berbicara kepada ayahku dan sesering itu pula ayahku mempunyai banyak alasan “Andre sayang , ayah hari ini ada meeting, ayah harus buru-buru pergi saja bersama supir ya” inilah yang alasan yang kerap diberikan oleh ayahku. Ketika makan pun kami tak pernah kumpul bersama di meja makan, ketika makan aku tidak ada yang menemani . Sebenarnya aku tak mau hidup seperti ini aku tidak pernah mendapat kebahagiaan disini . Aku heran dengan orang tuaku karena mereka pernah bilang ”Andre ibu dan ayah bekerja untuk kebahagiaanmu nak dan demi masa depanmu”dan aku selalu jawab ”Yah bu Andre tidak butuh harta yang melimpah Andre hanya butuh kasih sayang dari ibu dan ayah , Andre tau bahwa segala sesuatu bisa dibeli dengan uang tetapi kebahagiaan itu tidak bisa dibeli oleh apapun. Meskipun berulang kali aku berbicara seperti itu tetap mereka tetap seperti itu. Melihat orang lain bisa jalan-jalan bersama keluarganya aku sangat iri sekali karena orang tuaku itu terlalu sibuk jika telah larut malam mereka baru pulang dan baru pagi-pagi buta mereka telah berangkat ke kantor. Ya apa boleh buat hidupku dari kecil seperti tak punya orang tua seperti ini. Rasanya orang tuaku itu hanya mementingkan uang,uang,dan uang . Ada sebuah kejadian waktu aku kelas lima SD orang tua ku selalu sibuk dengan pekerjaan . Buktinya pada saat aku pulang sekolah biasanya mereka selalu menjemputku karena itu hari sabtu mereka biasanya tidak ada kegiatan di kantor, pada hari itu aku menunggu sampai jam 3 sore , padahal aku pulang sekolah jam 12 . sampai ada seorang guru menanyaiku “lho kamu kok belum pulang ? padahal sudah dari tadi kan , pulangnya ?” , aku menjawab dengan nada pelan “iya bu, masih nunggu di jemput !”, “Ayo bareng ibu aja!” ajak ibu guru tadi “ndak bu, terima kasih !” jawabku “kalau begitu ibu pulang duluan ya?” pamit ibu guru padaku “iya bu !” jawabku lagi . setalah lama aku menunggu tepatnya jam 3 sore baru aku di jemput oleh kedua orang tuaku . waktu perjalanan pulang di dalam mobil aku bertanya kepada mereka “kok lama amat njemputnya?” “ya maklum, papa sama mama kan ada meeting sama client” kata papa “kalau gitu kenapa gag telephone? atau sms balik kek ? aku bertanya lagi “ya kan hp mama sama papa kan di silent ! biar ndak ganggu rapat ! jawab mama “berarti aku dianggap ngganggu mama sama papa ?” tanyaku kembali dengan nada agak jengkel “ya engak kamu kan anak papa sama mama satu-nya !” jawab papa Kejadian seperti ini sering aku alami bahkan kadang-kadang aku terpaksa di jemput supir untuk pulang ke rumah padahal hari sabtu . Dan ada kejadian saat aku kelas 1 SMP , kedua orang tuaku tidak pulang selama 1 minggu karena harus menemui client di luar kota . Selama 1 minggu di tinggal ke luar kota aku sering main ke rumah nenekku karena lebih dekat dengan sekolahku dan di sana banyak anak-seumuranku salah satunya namanya Kiki . Aku sering sekali bermain dengannya biasanya dia ku ajak main ke rumahku , malah mas Kiki sering menginap di rumahku karena ia sudah ku anggap sebagai kakak laki-laki . Dan pada suatu hari ia pun ikut orang tuanya pindah ke Kalimantan , maklum ayahnya kerja sebagai kepala pajak jadi harus pindah-pindah rumah karena kerjaannya itu . dan mulai saat itu aku mulai aktif di organisasi yaitu OSIS , aku selalu pulang sore karena ikut organisasi ini . Lebih baik begitu dari pada harus sendirian di rumah iya kan ? . Di OSIS aku dapat banyak teman tapi rumahnya jauh-jauh dari rumahku jadi kita bisa bermain dan kumpul hanya di sekolah saja . Setelah aku naik kelas 2 SMP dengan nilai yang sangat bagus , dan mendapat rangking parallel pula meskipun peringkat 2 . Tetapi orang tuaku tidak mengucapkan selamat atau pun memuji atas prestasi yang aku raih . Waktu aku memberitahu mereka kalau aku memperoleh peringkat 2 paralel walaupun hanya lewat handphone . “Hallo pa aku dapat peringkat 2 paralel !” “Oh ya , bagus … , sudah dulu ya papa sama mama masih sibuk ! ” jawab papa Papa langsung mematikan telephone itu , aku pun merasa tidak ada yang menghargaiku . Aku pun memutuskan untuk tinggal sementara di rumah nenekku , jadi selama ini jika aku sedih ataupun ke sepian aku selalu dating ke rumah nenekku sehingga nenekku pun malah seperti orang tua buatku . Saat aku datang nenek langsung bertanya “Ada masalah apa lagi kok kamu kesini ? “ “Biasa nek orang mama sama papa nggak pernah ada waktu untuk aku ! ” jawabku “Sabar ya ndre ! Allah itu Maha Adil ! “ kata nenekku “Iya nek . tapi sampai kapn seperti ini terus ? “ tanyaku “Allah sudah mengatur jalan hidup setiap orang nak ! “ jawab nenekku Aku lega dengan semua perkataan nenekku , karena kata-katanya sangat bijak . Setelah perbincangan kami , aku memutuskan ingin belajar mengaji dan tinggal sementara di rumah nenekku agar menjadi orang yang lebih taat beragama dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Setelah 3 bulan aku tinggal di rumah nenekku dan aku telah khatam Al-Qur’an , aku memutuskan untuk pulang ke rumahku . Aku pun berpamitan pada nenekku “Nek aku pulang dulu ya ! “ “iya kamu hati-hati ya ! “ pesan nenek “Iya nek , Assalamualaikum !” jawabku “Waalaikumsalam !” jawab nenek Sesampai aku di depan rumah aku heran kenapa ada tulisan “Rumah Ini Disita” aku pun langsung menelephone kedua orang tuaku “Halo pa, kenapa rumah kita ada tulisan rumah ini disita ? “ tanyaku “Maafin papa nak, rumah kita di sita bank karena ketipu giro 20 Milyar!“ kata papa “Sekarang papa sama mama di mana ? “ tanyaku “Sekarang kami tinggal di daerah magersari ! “ jaawab papa “Oke aku segera ke sana Pa ! ”kataku sambil terbata-bata Setelah papa mengirim alamatnya ke nomor handphoneku akhirnya aku segera kesana . Setelah sampai ke alamat tersebut aku langsung masuk ke dalam rumah itu , dan papaku membukakan pintu . aku langsung memeluk mereka berdua , saking rindunya . “Maafin papa sama mama ya ? “ kata papa sama mama “Maafin untuk apa? “ tanyaku “Maafin untuk kami selama ini tidak bisa menemani kamu ! “ jawab mama “Ndak apa-apa kok ma , pa ! “ jawabku “Bukan hanya itu papa sudah tidak punya apa-apa ! ” kata papa “Ndak apa-apa yang penting kita bisa bersama-sama setiap hari , aku hanya butuh kasih sayang bukannya harta “ kataku Seketika itu kami berpelukan bersama . Entah aku harus sedih ataupun senang yang jelas kami hidup bahagia walaupun dalam kesederhanaan . Terima kasih tuhan telah mengabulkan semua doaku , ternyata yang di katakana nenek benar “Allah itu Maha Adil“.

0 komentar:

Posting Komentar